Merapi memulas, korbanpun berjatuhan

Selasa(26/10) Merapi meletus dan memuntahkan awan panasnya atau biasa di sebut dengan wedhus gembel, korbanpun berjatuhan. Sedikitnya 22 orang tewas dan 40 lainnya luka-luka. Korban yang tewas segera di bawa ke RS. Sardjito untuk di Identifikasi dan korban luka-luka sebagian di bawa ke RS.Panti Nurgroho. Setelah di identifikasi ternyata salah satu korban yang tewas adalah Juru Kunci Merapi, Mbah Maridjan. Mbah Maridjan tewas dalam keadaan bersujud. Awalnya Mbah Maridjan mau di evakuasi sehabis sholat magrib, namun naas tepat pada 16.05 gunung Merapipun meletus dan dan memporak-porandakan rumah Mbah Maridjan yang berada di desa Kinahrejo tersebut. Satu korban lagi yang teridentifikasi adalah Wawan, wartawan dari Viva News yang ikut menjadi korban letusan Gunung Merapi. Kabarnya ia telah disuruh turun oleh aparat setempat, akan tetapi melihat Mbah Maridjan yang masih kukuh untuk tetap bertahan membuat Wawan ingin menjemput dan mengevakuasi Mbah Maridjan. Akhirnya Wawanpun ikut menjadi korban meletusnya gunung Merapi.

Banyaknya warga yang susah di evakuasi menimbulkan para aparat kewalahan. Radius berbahaya telah ditetapkan menjadi 10 km dari puncak merapi. Warga-warga yang masih tidak mau mengungsi, dan berada di radius berbahaya di evakuasi secara paksa.
Namun Jumat (05/11) Merapi kembali meletus, kali ini letusannya lebih dahsyat. Korban kembali berjatuhan. Korban yang paling banyak terdapat di Desa Cangkringan. Radius berbahaya kembali diperpanjang menjadi 20 km dari puncak merapi.

Posko-posko pengungsian yang kini berada di radius berbahaya dipindahkan dan di pusatkan di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Sedikitnya ada 36.000 pengungsi yang mengungsi di Stadion Maguwoharjo. Banyak dari para pengungsi yang mengeluhkan bahwa hewan-hewan ternak mereka mati di terpa oleh awan panas tersebut. Namun, pemerintah lagi-lagi berusaha menenangkan para pengungsi dan mengabarkan bahwa hewan-hewan ternak yang mati akan di ganti oleh pemerintah.

Tidak meratanya bantuan juga menjadi masalah para pengungsi yang berada di tempat pengungsian. Bantuan hanya menumpuk di Stadion Maguwoharjo. Padahal, banyak pengungsi yang mengungsi di tempat lain. Barang-barang yang masih dirasa kurang adalah pakaian dalam wanita, popok untuk anak-anak,makanan bayi, susu untuk bayi, dan air bersih.

Penulis : Khairun Nisaa Abdillah
Terima kasih sudah singgah di blog ID CREATIVE   «« jangan lupa tinggalkan komentarnya "thanks.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Powered by Blogger